1. Judul Cerita“Aku vs Ayahku”3. Tokoh 1. Citra Kurnia Sari sebagai Marni Buce F Henuk sebagai Marjuki Yadmi lian sebagai Anto Wike Arniar sari sebagai Cepi Anaci Lamu sebagai Irna Marlina sebagai Audi Maya E Benu sebagai Lala Ira Yuditya sebagai Bu Wiwik Endang E sebagai Narator 4. Konsep ceritaKonsep cerita dalam “ Aku vs Ayahku” adalah cerita drama remaja yang menggambarkan sebuah cerita yang sering ditemui di sekitar kita namun diselingi dengan unsur-unsur komedi sehingga tidak terasa membosankan bagi penikmat ini adalah cerita yang kami ambil dari salah satu naskah Budi Ros yang berjudul sama “Aku vs Ayahku”5. Synopsis ceritaKisah tentang sepasang anak remaja yang saling jatuh cinta, namun cinta mereka ditolak oleh ayah si perempun marjuki.Marni yang merasa tidak adil dengan sikap penolakan si ayah, nekat untuk kabur dari rumah, semua temannya berusaha untuk membujuknya. Namun si anto sebagai pacar mari pun merasa putus asa menghadapi ayah si marni……Akankah kisa in I berakir indah, mari kita saksikan ….!!!!6. Konsep panggungCerita ini terdiri dari 5 babak. Babak pertama dan ke dua adalah aula sekolah dan babak ke tiga dan empat adalah sebuah taman, babak ke lima adalah di rumah marjuki dan marni. Konsep panggung ini dibuat sederhana namun dapat mewakili dengan jelas jalan cerita yang babak pertama dan ke dua setting panggung adalah aula sekolah. Di atas penggung terdapat5 buah kursi pendek 2 buah tamanam dalan pot 1 buah papan sterofom bertuliskan aula Pada babak ke tiga dan empat di sebuah taman. Setting adalah yang terdiri dari1 buah bangku panjang Beberapa tanaman dalam pot Pada babak ke lima, setingnya adalah sebuah ruang tamu di rumah marjuki dan marni, terdiri dari 3 buah kursi santai 1 buah meja tamu Lukisan yang tersebar di dinding dan lantai ruang tamu 7. Konsep busanaMarni Memakai kaos, bawahan celana jeans, dan jaketAnto Memakai pakaian seragam sekolah, dan berganti dengan atasan kaosMarjuki Memakai kemeja lengan pendek, celana panjang dan peciCepi Memakai seragam pramuka dan akan diganti atasannya dengan kaosIrna, lala, audi Memakai pakaian seragam pramuka, dan nanti akan berganti pakaian biasa, berupa kaos dan celana, juga membawa sampurIbu wiwik, pakaian batik dan memakai sampur8. PenokohanMarni Kreativ, namun keras kepala, pendiriannya kuat dan mudah tersinggung, saying kepada Wataknya keras, sangat saying terhadap anaknnya dan cenderung protektif, wajahnya tampak garang namun sebenarnya sayang terhadap keluargaAnto Lembut sikapnya, mudah putus asa, cenderung rendah diri, pendirian kuat, badannya tinggi dan tidak terlalu Gadis periang, suka menolong teman, cerdas dan lucu. Badannya tidak terlalu tinggi dan agak gemukIrna Halus sikapnya dan sabar, tinggi, putihAudi Sabar, penyayang dan agak centil, tinggi badan sedangLala Sabar penyayang, dan Konsep musikMusic diiringi dengan alat music gitar, dan mainan kentingan, serta music recaman sebagai DUA KALI BERBUNYI.1 NARATOR Selamat malam semua, Selamat datang … Apa kabar ?. Malam ini kami akan membawakan lakon berjudul Aku versus Ayah, lakon yang sederhana tapi seru. Seru di sini bukan saja ramai, tapi punya arti lain, yaitu Sedikit Ruwet. Ini lakon tentang pertentangan anak muda dan orang tua, pertentangan pop dan klasik, tradisi dan modern. Pertentangan yang sebetulnya tidak perlu ada. Tapi begitulah, nyatanya pertentangan semacam ini selalu ada, dari waktu ke waktu. Dan gara-gara pertentangan ini, kita semua sering kehabisan waktu. Cinta, kata orang bisa menjadi jawaban semua masalah. Tapi dalam kasus ini, cinta mengakibatkan banyak BERBUNYI SEKALIPROLOG 2 NARATOR Drama remaja tentang kisah cinta Si Marni, dia patah hati melulu. Karena setiap kali Marni jatuh cinta, atau ada pemuda jatuh cinta padanya, babenya pak Marjuki selalu melarang. Dan anehnya, sang babe selalu punya alasan yang sama aku sayang sama kamu NAK, jadi aku harus menjagamu. Gile, memangnya cinta itu kejahatan. Atau jangan-jangan babe si Marni ngidam jadi sekuriti. Entahlah. Marjuki, dalam lakon ini punya tugas sebagai tokoh antagonis atau si jahat. Dalam kehidupan nyata, orang tua seperti Marjuki, tidak boleh begitu. Orang tua harus ngemong anak. Harus mengerti kemauan anak. Bukan main larang. Apalagi dalam urusan cinta. Ingin tahu apa yang terjadi dengan kisah cinta Marni? Saksikanlah!BABAK SATUADEGAN SATUAULA SEBUAH SMU. SISWI / SISWA SEDANG ESKUL MENARI. MEREKA BERGERAK TANPA PENGHAYATAN. IBU WIWIK MEMBERI PENGARAHAN.3 IBU WIWIK Coba perhatikan semua. Irna, Audi, Lala, semua tenang dulu sebentar. SETELAH SEMUA TENANG Perhatikan ya. Menari itu bukan asal bergerak. Tapi bergeraklah dengan perasaan, dengan emosi atau greget. Tanpa dibarengi perasaan, tarian kalian tidak akan menarik. Hambar, kosong. Seperti robot! Dan penonton akan cepat bosan, lalu pulang. Menyedihkan. Tontonan yang ditinggalkan penonton sebelum waktunya adalah tontonan yang sangat menyedihkan. Sekarang coba lagi dari awal. Coba pakai musik. Ibu mau ke toilet. Irna, pimpin teman-teman, ya. PERGI 4 IRNA Baik, bu. Yuk, teman-teman. Langsung ya ? 5 LALA Istirahat dulu dong. 6 AUDI Heeh, BT nih. 7 YANG LAIN Ya. Pegel juga ya ? 8 AUDI Jadi nyesel milih tari tradisi. Mana gerakannya lambaaattt… jawa banget deh! 9 YANG LAIN Ember …10 IRNA Siapa yang dulu ngotot milih tari tradisi ?11 AUDI Eh, bukan gue lagi. Keputusan bersama kan ?12 LALA Ya. Tapi provokatornya kamu. Lala bilang modern dance aja. eh, kamu ngotot.13 AUDI Gara-gara ibuku juga sih. Tradisi, tradisi aja, supaya kamu kenal tradisi. Tahunya pegeeelll. Gerakannya lambaaatttt … pantes Marni nggak mau ikut.14 IRNA Eh, iya. Jadi inget Marni. Dia belum masuk sekolah juga, dia masih dalam masa protes sama bapaknya ya, gara-gara dilarang pacaran sama si Anto? Tapi, ini kan sudah seminggu dia nggak masuk sekolah. Masa’ dia nggak kangen sama kita.15 AUDI Memang Kasian Si Marni, Patah hati melulu. Bayangkan saja, Setiap kali Marni jatuh cinta, atau lagi dicintai sama orang, pasti bapaknya melarang.16 IRNA Iya. Semoga saja Pak Marjuki kali ini sadar kalau tindakannya itu salah. Soalnya Marni itu orangnya keras, kalau seperti ini terus bisa-bisa Marni jadi nekat. MARNI MENDADAK MUNCUL 17 MARNI Heh, latihan yang bener. Jangan mengeluh. Jangan ngerumpi teruss..18 SEMUA Eh, udah nongol aja dia.19 LALA Heh, katanya masih mogok sekolah. Kok nongol?20 MARNI Aku cuma mampir, habis beli cat.21 AUDI Mau ngecat rumah? Wah, mau hajatan rupanya? Orang tua Anto mau melamar?22 MARNI Gila ! Tapi betul teman-teman, aku punya hajatan. Kalian harus datang, ya? Teman-teman, sepertinya aku akan pergi.23 LALA Mau pergi kemana?24 MARNI Jauhh..25 AUDI Iya, tapi kemana?26 MARNI Ke luar negeri.27 LALA Ngapain kamu disana?28 MARNI Jadi TKI.29 LALA Kamu benar-benar nekat Marni.30 IRNA Kenapa tiba-tiba pergi? Protes lagi sama ayahmu ya? Jadi ini acara hajatan untuk perpisahan kamu ke luar negeri?31 MARNI Mmhh.. ada dehh.. Rahasia! Pokoknya datang sajalah.32 IRNA Acara apa dong, yang jelas?33 MARNI Datang saja, pokoknya seru. Ini acara kejutan, jadi sengaja tidak pakai penjelasan. Datang dan bawa makanan apa saja, kue kek, rujak kek. Apa saja, soalnya aku nggak sempat masak. Kabarkan ke yang lain ya? Dah .. PERGI34 AUDI Acara apa sih ?35 SEMUA Mana tahu.SEMUA KELUAR PANGGUNG, ANTO MASUK SENDIRIAN SAMBIL BERNYANYILAMPU BERUBAHBABAK 2ADEGAN SATUDI AULA SEBUAH SEKOLAH. SENDIRIAN, HATINYA GUNDAH.36 ANTO MENYANYI Bukan ku menolak mu, untuk mencintaimu…Kau harus tahu siapa diriku…Aku merasa … orang termiskin di dunia … Yang penuh derita… bermandikan air mata… itulah hidupku ku katakan padamu, agar engkau tahu siapa diriku…CEPI, DATANG DIAM-DIAM. NIMBRUNG NYANYI Kau orang kaya, aku orang tak punya…37 CEPI MENYANYISiapa sangka, cinta marni bikin patah haticinta marni dilarang pak marjuki38 ANTO Setan kamu !39 CEPI Tenang kawan, tenang. Harap tenang. Semua aman terkendali, karena ada Cepi. Kamu ingat kan ? Bayu, Agus, Edo, Tyas, Audi, Lala, Irna, semua pernah punya masalah dalam urusan cinta. Tapi begitu Cepi datang, semua masalah selesai. Jadi harap sabar, tenang.40 ANTO Memang siapa yang ribut ?41 CEPI Sekarang aku sedang berpikir, bagaimana supaya ayah Marni bisa menerima kamu. Tapi sebelumnya dengar kataku. Ini penting dan perlu diketahui semua orang. Ini ilmu kuno, tapi manjur. Sayang orang sering dalam hidup ini ada dua hal yang harus diingat sukses atau gagal. Menang atau kalah. Untung atau buntung. Senang atau sedih. Bahagia atau sengsara. Dalam urusan cinta, juga hanya ada dua kemungkinan diterima atau ditolak. Jadi tenanglah.42 ANTO Memang siapa yang ribut ?43 CEPI Kalau cinta diterima, kita memang bahagia. Tapi sebetulnya ada sejuta resiko menunggu. Kamu harus apel setiap malam Minggu, harus datang tepat waktu, harus berpikir baju dan parfum apa yang pantas dipakai, punya uang saku, dan hadiah apa yang pantas diberikan pada saat si dia merayakan ulang tahun.44 ANTO Memang siapa yang bikin aturan begitu ?45 CEPI Itu baru tahap-tahap awal. Tahap berikutnya, lebih repot. Kamu harus datang silaturahmi pada kakek-neneknya, pada para om dan tentenya waktu mereka hajatan, harus datang waktu sepupu-sepupu dia kawin, atau ultah dan semacamnya.46 ANTO Siapa yang bikin aturan begitu ?47 CEPI Pada tahap yang paling serius, waktu kamu sudah nikah dengan dia misalnya, kamu akan dibilang orang paling sombong dalam keluarga mereka, hanya gara-gara tidak datang waktu mereka bikin acara arisan keluarga. Bayangkan, arisan keluarga, acara paling membosankan di dunia pun kamu harus datang. Itulah resiko kalau cinta kita diterima seorang gadis. Jadi ditolak, sebetulnya lebih bagus. ANTO TERTAWA 48 CEPI Kenapa tertawa ?49 ANTO Kamu penyitir yang hebat.50 CEPI Maksudnya ?51 ANTO Kamu menyitir buku “ Enaknya Hidup Membujang ” kan ?52 CEPI Kok tahu ?53 ANTO Yang nulis buku itu pamanku. Aku sudah baca sebelum buku itu dicetak. Aku pikir cuma aku yang hafal luar kepala, ternyata kamu lebih hafal lagi. Kapan kamu baca buku itu, tadi siang ya ?54 CEPI Bukan. Tadi sebelum ke sini.55 ANTO Pantes, hafal sampai titik komanya. Tapi maaf Cepi, aku tidak sepakat dengan buku itu. Ogah aku jomblo seumur hidup. Aku betul-betul sayang sama Marni, dan ingin suatu saat hidup bersamanya. Bisa tidak bisa, harus bisa. Apa pun rintangan yang menghadang, akan kuterjang. PERGI 56 CEPI Anto, tunggu. Anto ! Busyet, Romeo sekali. Gila tu si Anto.NGOS-NGOSAN Cepet banget larinya. Seperti atlit lari saja.MENGEJAR, MENCOBA UNTUK MENYUSUL ANTO LAMPU BERUBAHADEGAN DUADI AULA SEBUAH SEKOLAH. MEMBERI TAHU CEPI BERITA TENTANG IRNA MASUK DENGAN TERGESA-GESA.57 IRNA Heh Cepi! Kamu sedang tidak sibuk kan? Aku mau berbicara serius.58 CEPI Ada kabar apa Irna? Seperti ada hal yang penting.59 IRNA Iya. Aku kemari dengan tujuan mencari Anto untuk memberi tahu tentang Marni.60 CEPIMarni kenapa?61 IRNADia bilang mau ke luar negeri jadi TKI.62 CEPI Apa tidak salah? Dia kan masih harus sekolah.63 IRNA Entahlah. Marni itu nekat. Kata Marni, ini sebagai salah satu kelanjutan bentuk protes pada ayahnya karena tidak mengijinkan dia pacaran sama Anto.64 CEPI Terus?65 IRNA Sekarang Anto dimana?66 CEPI Barusan saja pergi, tadi waktu kamu kesini.67 IRNA Yah.. padahal ini berita penting68 CEPI Ada-ada saja itu si Marni. Tapi aku salut terhadap perjuangannya untuk meluluhkan hati ayahnya.69 IRNA Lalu sekarang kita harus bagaimana?70 CEPI Mmmmhhhhh…. SAMBIL BERPIKIR Kapan Marni akan berangkat?71 IRNA Aku juga kurang tahu. Tapi, dia bilang secepatnya.72 CEPI Kita harus cepat mencegah dia untuk pergi. Anto juga harus cepat diberi tahu. Apa Anto sudah tahu tentang berita ini?73 IRNA Entahlah Cepi. Aku tidak pernah bertemu Anto. Susah sekali untuk bertemu dia. Kamu kan temannya, mengapa tidak kamu saja yang menanyakan pada Anto?74 CEPI Iya. Akan kucoba menanyakannya.75 IRNA Lalu Marni bagaimana?76 CEPI Menahan Marni agar tidak pergi adalah tugas kamu, Lala, dan Audi. Kalian kan teman dekat Marni. Jadi, sedikit banyak kalian pasti tahu bagaimana sifat Marni. Sementara aku menemui Anto. Aku akan mencoba mengajak dia berbicara.77 IRNA Baiklah. Aku akan memberi tahu teman-teman yang lain.PERGI MENINGGALKAN ANTO SENDIRIAN78 CEPI Selamat berjuang! Aku akan memberi tahu TIGASEBUAH AULA SEKOLAHANTO SEDANG DIBUJUK CEPI UNTUK SEGERA MENEMUI SEDANG DUDUK-DUDUK SENDIRI. LALU ANTO DATANG MENGHAMPIRI.79 ANTO Hei. Ada apa? Aku harap ini penting.80 CEPI Aku serius Anto. Kamu harus ke rumah Marni. Kamu akan menyesal kalau Marni keburu pergi.81 ANTO Kalau memang mau pergi masa dia tidak kasih tahu aku ?82 CEPI Mungkin belum sempat kasih tahu.83 ANTO Dari mana kamu dapat berita itu ?84 CEPI Irna, Audi, Lala, semua sudah tahu.85 ANTO Kalau dia sempat kasih tahu semua orang masa saya tidak dikasih tahu ?86 CEPI Mungkin belum sempat, makanya datang supaya tahu. Cari berita, jangan pasif.87 ANTO Barangkali memang sengaja tidak mau kasih tahu. Sudah tidak peduli sama aku.88 CEPI Aku tahu sifat Marni. Tidak mungkin dia begitu.89 ANTO Nyatanya dia begitu.90 CEPI Tidak mungkin Anto. Aku yakin ini soal waktu. Mungkin dia menunggu waktu yang tepat untuk bicara sama kamu. Kalian kan lama tidak saling ketemu. Biasanya kamu datang ke rumah Marni, sekarang tidak. Biasanya kalian jalan bareng, sekarang tidak. Marni juga lama tidak masuk sekolah.91 ANTO Memang tidak bisa telpon ?92 CEPI Telpon ke mana ? Kamu HP tidak ada, di rumah jarang.93 ANTO Jelas, dia sudah berubah. Tidak sayang aku lagi.94 CEPI Dari pada mengambil kesimpulan buru-buru dan salah, lebih baik kamu buru-buru ke rumah Marni dan semuanya jadi jelas. Tidak ada yang salah terima, tidak ada yang sakit hati. Ayo, kita ke sana. Aku siap menemani.95 ANTO Kalau ayahnya mengusir kita bagimana ? Aku trauma pernah diusir.96 CEPI Diusir kita pergi. Dimarahi kita diam. Disuguhi kita makan.97 ANTO Kamu bisa bilang begitu, coba kamu jadi aku.98 CEPI Kalau aku jadi kamu, tidak akan pernah diusir. Malah ayah Marni yang akan kubikin mencari-cari aku.99 ANTO Bagaimana caranya ?100 CEPI Anak gadisnya kita buntingin !101 ANTO Ngaco !102 CEPI Ayo berangkat. Ambil motormu dong.103 ANTO Jalan kaki saja. Knalpotnya tambah bocor, berisik sekali. Ayah Marni paling benci mendengar bunyi motorku.104 CEPI Ya sudah. Ayo !105 ANTO Kamu jalan di depan, aku di belakang.106 CEPI Aduh. Begitu amat. Seberapa trauma sih ? CEPI JALAN, ANTO MENGIKUTI DI BELAKANGNYA 107 ANTO BERHENTI Tunggu Cepi. Bagaimana kalau Marni tidak mau menemui kita ?108 CEPI Gampang, ingat saja nasehat buku “ Enaknya Hidup Membujang ”. Oke ?109 ANTO Tidak. Lebih baik aku pulang. PERGI 110 CEPI Ampun… Anto, Anto! Kenapa kamu jadi pengecut begitu sih? Anto! Ampuuunn. ANTO TERUS JALAN, CEPI MENGIKUTI LAMPU BERUBAHBABAK 3ADEGAN SATUTAMAN SEKOLAH. DIBUJUK TEMAN-TEMANNYA SUPAYA JANGAN MUSIKMARNI, IRNA, LALA, DAN AUDI MASUK PANGGUNG.111 AUDI Jangan Marni, jangan pergi. Pergi tidak akan menyelesaikan masalah.112 IRNA Justru kamu akan bikin masalah baru.113 LALA Jadi TKI itu tidak gampang Marni. Kamu akan banyak kesulitan.114 IRNA Sebaiknya kamu segera masuk sekolah. Sebentar lagi kita ujian, tahun depan kita harus kuliah. Lupakan keinginan konyol itu.115 SEMUA Lupakan … Marni !116 MARNI MENYANYI aku harus pergi rumah tak lagi memberiku kedamaian sebab aku dan ayah tak pernah sepaham cinta pemuda yang kudambakan selalu lepas dari genggaman 117 AUDI Bersabarlah, Marni. Kita masih banyak kesempatan. Waktu berjalan, sikap ayahmu pasti berubah.118 IRNA Orang seusia kita selalu diangap masih kanak-kanak. Dianggap belum waktunya pacaran.119 LALA Memang menjengkelkan, tapi di mana-mana selalu begitu.120 MARNI aku tak mau begitu masa depanku adalah milikku urusan cinta harus kita yang menentukan 121 IRNA Tapi ayahmu bilang tidak melarangmu pacaran. Dia hanya minta kamu memilih pemuda yang tepat, dan jangan sampai pacaran mengganggu belajar.122 MARNI itu sama dengan melarangAyahku bahkan pernah mengusir Anto. Gara-garanya sangat sepele. Suara berisik knalpot motor Anto yang bocor. Padahal ada banyak suara knalpot motor yang lebih berisik lewat di depan rumah. Itu tidak adil.123 AUDI Tapi semua pacar-pacar kita pernah ada masalah dengan orang tua kita. Semua pernah diperlakukan tidak adil. Hubungan kalian pasti akan membaik.124 MARNI Ketidakadilan harus diperjuangkan, kawan. Sebab ia tidak datang dari langit. Hubungan bisa saja membaik, tapi pasti ada prinsip dan hak-hak yang dilanggar. Ada yang menindas dan tertindas. Dan itu tidak baik.125 LALA Tapi kami tetap tidak rela kamu pergi Marni. Apa lagi pergi ke luar negeri untuk jadi TKI.126 IRNA Ya. Omonganmu yang pintar tadi membuktikan kamu tidak pantas jadi TKI. Kamu harus lulus SMU dan kuliah.127 MARNI Soal ke luar negeri dan jadi TKI, bisa jadi aku memang asal bicara. Yang jelas aku harus pergi dari rumah. Mungkin itu protes yang mempan buat ayahku.128 AUDI Itu lebih baik Marni. Kamu bisa tinggal di rumahku. Soal biaya sekolah, jangan kuatir. Ayahku pasti mau bantu.129 LALA Ayahku juga pasti mau bantu. Tapi kamu harus tinggal bergiliran di rumah kami bertiga dong, supaya adil.130 IRNA Ya. Aku setuju.131 AUDI Kalau kamu tidak ke luar negeri, pacaran sama Anto tetap berjalan lancar. Hidup backstreet !132 MARNI Tunggu. Kalian jangan salah ngerti. Aku pergi dari rumah bukan semata-mata protes. Tapi juga bermaksud mandiri. Supaya aku tidak tergantung siapa-siapa. Supaya aku merdeka menentukan masa depan. Tinggal di rumah kalian jelas bukan pilihan yang tepat. Aku tetap jadi tanggungan orang.133 AUDI Itu tidak masalah Marni. Kami ikhlas membantumu. Itulah gunanya sahabat.134 LALA Yang penting kamu tetap bisa sekolah.135 MARNI Prioritas utamaku sekarang cari kerja supaya bisa membiayai hidupku sendiri. Sekolah aku pikirkan belakangan. Soal pacaran dengan Anto, aku sendiri tidak yakin tetap bisa jalan. Sejak diusir ayahku, dia tidak pernah muncul lagi. Dia ternyata pengecut. Tapi terimakasih atas iktikad baik kalian. Selamat sore, aku pergi dulu. Ada perlu. PERGI 136 IRNA Marni, tunggu. Marni !137 LALA & AUDI Marniii …138 AUDI Bagaimana sih dia ?139 IRNA Kok kepala batu banget ?140 LALA Memang kepala batu dari sononya. CEPI MUNCUL BERGEGAS 141 CEPI He, lihat Marni ?142 AUDI Baru pergi.143 CEPI Anto ?144 AUDI Nggak. Sudah lama nggak lihat Anto. Bukannya dia jarang masuk sekarang ?145 CEPI Memang.146 IRNA Ada apa ?147 CEPI Mungkin cuma Anto yang bisa membujuk Marni tidak kabur ke luar negeri. Kemaren aku bicara sama Anto supaya dia datang menemui Marni, tapi gagal. Malah Anto ngambek. Merasa tidak dipamiti. Memang Marni belum pamit sama Anto, ya ?.148 IRNA Kelihatannya begitu. Marni juga ngambek karena Anto tidak pernah datang lagi sejak dimarahi ayahnya.149 CEPI Begitu ? Wah, tambah ruwet dong. Terus bagimana ini ?150 IRNA Bagaimana, bagaimana ? Kita juga tidak tahu bagaimana. MENDADAK TERFIKIR Cepi, bagaimana kalau kita bagi tugas ?Begini, coba temui Marni …151 CEPI Saya tadi ke rumah dia, tapi tidak ada …152 LALA Tadi dia di sini …153 IRNA Temui Marni, bujuk supaya ketemuan sama Anto. Saya, kami bertiga ini, membujuk Anto supaya ketemuan sama Marni. Bagaimana ?154 CEPI Tapi Anto sudah dibilangin juga bandel.155 IRNA Kamu jangan ikutan bandel. Kita berbagi tugas, setuju ? Oke ?156 CEPI Okelah kalo 4ADEGAN SATUTAMAN YANG SAMA, BEBERAPA HARI KEMUDIAN. BERTEMU ANTO. MARNI SUDAH LAMA MENUNGGU, DUDUK DIAM-DIAM. ANTO DATANG KEMUDIAN, JUGA DIAM-DIAM.157 MARNI Aku kira tidak datang …158 ANTO Aku kira kamu juga tidak datang … BEBERAPA SAAT ANTO SALAH TINGKAH. MAU DUDUK DI SEBELAH MARNI TAPI RAGU. AKHIRNYA IA DUDUK JUGA, TAPI AGAK JAUH. SUASANANYA SUNGGUH KAKU 159 ANTO Kamu mau pergi untuk menghindari aku kan ?160 MARNI Kamu tidak pernah datang ke rumah lagi, kenapa ?161 ANTO Supaya ayahmu tenang, karena tidak ada suara knalpot motor yang berisik.162 MARNI Bijaksana sekali …163 ANTO Aku harus tahu diri. Aku kan cuma tukang ojek dan sopir tembak. Jangan kata pacaran sama kamu, datang ke rumahmu pun aku tidak pantas.164 MARNI Oo … jadi begitu cara berpikirmu ? Kalau begitu kamu lebih cocok jadi anak ayahku, dan memang tidak pantas jadi pacarku. Maaf … selamat tinggal ! PERGI165 ANTO KAGET Marni .. Marni … MARNI BALIK LAGI 166 MARNI Maaf, saya tidak ada urusan sama tukang ojek. MAU PERGI LAGI TAPI ANTO MENAHANNYA 167 ANTO Maaf Marni, aku tidak bermaksud membuat kamu marah.168 MARNI Kamu sudah membuat aku marah.169 ANTO Maaf. Aku tidak akan membuat kamu marah lagi. Maaf.170 MARNI Katakan dengan jujur, kenapa lama tidak datang ? LAMA TIDAK MENJAWAB Katakan ! Kamu takut sama ayahku ? Aku benci orang yang pengecut Anto. Aku yakin kamu juga benci orang semacam itu. Jadi salahkan dirimu sendiri, jangan menyalahkan aku. Aku mau pergi dari rumah, tujuanku jelas. Aku protes keras pada ayahku karena dia berlaku tidak adil pada kita. Jelas ?171 ANTO Kamu betul, aku pengecut..172 MARNI Bagus kalau kamu sadar. Tapi kenapa harus berlaku pengecut ? Kamu tidak salah apa-apa sama ayahku. Pacaran juga bukan kejahatan. Yang penting kita tahu batas.173 ANTO Ya. Tapi mungkin ayahmu betul. Kamu harus memilih pemuda yang tepat. Dan itu bukan MENYANYI LAGU “TAPI BUKAN AKU”-KERISPATIH.174 MARNI Stop ! Jangan mulai lagi Anto. Selain benci pengecut, aku juga benci orang rendah diri. Dulu kamu begitu percaya diri dengan semua yang kamu kerjakan. Kamu punya cita-cita dan berjuang keras untuk meraihnya. Itu kelebihan kamu. Itu juga yamg membuat aku … sayang … sama kamu. Jadi tolong jangan berubah.175 ANTO Kamu .. betul-betul sayang sama aku ?176 MARNI MALU-MALU Ah, pakai nanya lagi.177 ANTO Tapi nilaiku jeblok. Aku banyak narik dan bolos sekolah. Aku kuatir tidak lulus.178 MARNI Belum terlambat untuk mengejar ketinggalan.179 ANTO Biaya kuliah makin mahal, apa aku sanggup ?180 MARNI Pasti sanggup. Kamu pekerja keras. Kalau perlu kamu bisa kerja yang lain, yang penghasilannya lebih banyak.181 ANTO Tapi ngojek pekerjaan bersejarah, Marni. Itu kan yang mempertemukan kita ?182 MARNI Ya. Suara knalpot motormu yang berisik membuat aku selalu menengok setiap kamu lewat di depan rumah.183 ANTO Ya. Dan kamu bilang pada teman-temanmu, aku tukang ojek paling keren.184 MARNI Yang jelas kamu berbeda. Tukang ojek lain kalau nunggu penumpang main gaple, kamu bikin PR. Tukang ojek lain selalu siap dengan uang kembalian, kamu tidak. Tukang ojek lain siap menerima uang tip, kamu malu-malu.185 ANTO Sekarang aku tidak malu, supaya cicilan motor cepat lunas.186 MARNI Eh, berapa utangku ?187 ANTO Utang apa ?188 MARNI Langganan ngojek sama kamu.189 ANTO Simpan saja uangmu. Aku lagi tidak butuh.190 MARNI Yang kamu butuh apa dong ?191 ANTO Pakai tanya lagi. Kita kan lama nggak ketemu ? Marni. MEMEGANG TANGAN MARNI 192 MARNI MALU Apa sih ?193 ANTO Soal pergi ke luar negeri, kamu tidak sungguh-sungguh kan ?194 MARNI Tidak tahu. Yang jelas, aku harus pergi dari rumah. Aku tidak tahan, ayahku betul-betul kelewatan. Tidak adil. MENANGIS Aku harus protes. Harus ! Sampai ..195 ANTO Setuju, boleh saja protes. Tapi kan bisa dengan cara lain. Pergi dari rumah, bukan cara yang tepat. Nanti semuanya jadi kacau. MARNI TERUS MENANGIS. ANTO MENENANGKAN Tunggu, tenang dulu. Tenang Marni. Dengar. MARNI DIAM Bagaimanapun, rumah adalah tempat terbaik untuk memulai segala rencana, segala cita-cita. Dan orang tua, segalak apa pun, tetap sayang sama anak.196 MARNI Sok tahu, ah !197 ANTO Aku tidak sok tahu, Marni. Tapi memang tahu. Kamu juga tahu ayahmu sayang sama kamu. Kamu hanya sedang emosi.198 MARNI Terus aku harus bagaimana ? Apa usulmu ?199 ANTO Kamu janji tidak akan pergi ?200 MARNI Ya. Asal kamu tetap ke rumah seperti biasa.201 ANTO Janji kembali masuk sekolah ?202 MARNI Ya. Janji.203 ANTO Oke. Aku punya usul untuk kamu. Ayo, kita bicara di tempat lain. Nanti penonton tahu rencana rahasia ku. BERBICARA KEPADA PENONTON MEREKA PERGI LAMPU BERUBAHBABAK 5ADEGAN SATUBERANDA DEPAN RUMAH MARJUKI. MENGGAMBARI SELURUH TEMBOK RUMAH, MARNI MENGGAMBARI LANTAI. ITULAH UNGKAPAN PROTES MARNI KEPADA SANG AYAH, SEBAB SELALU DILARANG MARNI PROTES DENGAN CARA MOGOK BICARA SEMINGGU. SEBELUMNYA LAGI, IA MOGOK MAKAN DAN TIDAK KELUAR KAMAR 3 HARI TIGA BARU DATANG DARI KELURAHAN, KAGET MELIHAT AKSI MARNI. 204 MARJUKI Ya, ampun. Protes model apa lagi ini Marni ? Masa, seluruh rumah digambari begini ? Aduh … aduuhh … gambar apa pula ini ? MEMANDANG LEBIH SEKSAM Ya ampun, Marni .. Marni … saya pikir protes kamu sudah cukup. Tujuh hari mogok bicara, 3 hari 3 malam mogok makan dan tidak keluar kamar, eh masih ada lagi. Seluruh rumah digambari begini. Lukisan abstrak lagi. Soal protes dengan cara yang lain-lain itu, okelah. Ayah bisa terima. Tapi lukisan abstrak ini, saya keberatan. Melukis itu ada aturannya. Pertama orang harus melukis realisme, surealisme, kemudian yang lain-lainnya, baru abstrak.205 MARNI Itu kuno.206 MARJUKI Apa salahnya kuno kalau baik ?207 MARNI Apa salahnya modern kalau juga baik ?208 MARJUKI Sudahlah Marni, jangan ajak ayah berdebat. Capek.209 MARNI Marni juga capek, makanya kemaren seminggu diam.210 MARJUKI Marni, sekali lagi ayah tegaskan. Ayah tidak melarang kamu pacaran. Ayah hanya tidak setuju dengan caramu. Kamu pacaran tidak kenal waktu. Pagi, siang, sore, malam. Itu satu. Kedua, ayah ingin kamu benar-benar memilih pemuda yang cocok.211 MARNI Itu sama saja dengan melarang.212 MARJUKI Lain, Marni. Beda.213 MARNI Sama!214 MARJUKI Mmm … berdebat lagi.215 MARNI Dulu, ayah melarang Marni dekat sama Ongky. “ Jangan yang beda agama ” kata ayah. Lalu Marni dekat sama Taufik, ayah juga melarang. “ Jangan dengan anak pejabat. Miskin tidak pantas, kaya disangka KKN ” Marni dekat sama Anto, jelas dia anak baik, se-iman, bukan anak pejabat. Apa lagi ? Apa ayah tidak ada kata lain selain “ jangan ” ?216 MARJUKI Siapa rela punya anak pacaran sama pengangguran ?217 MARNI Siapa bilang dia pengangguran ? Dia sekolah ayah.218 MARJUKI Kalau sekolah ngapain tiap pagi mondar-mandir naik motor ?219 MARNI Pagi dia ngojek.220 MARJUKI Kapan sekolahnya ?221 MARNI Anto Masuk siang.222 MARJUKI Kalau sekolah siang kenapa malam-malam sering datang ke sini ? Habis sekolah mustinya pulang ke rumah, bukan main ke sini.223 MARNI Malam dia narik angkot ayah. Kalau lagi sepi, atau angkotnya dibawa orang lain baru main. Kan tidak tiap malam Anto ke sini ?224 MARJUKI O, supir tembak ? Ampun Marni, apa yang bisa diharap dari tukang ojek dan sopir tembak ?225 MARNI Jangan kuatir. Dia punya cita-cita tinggi, punya platform !226 MARJUKI Syarat yang diperlukan sebagai calon suami adalah hidup mapan, punya pekerjaan tetap, penghasilan cukup, dan sayang sama kamu.227 MARNI Itu pendapat kuno.228 MARJUKI Biar kuno kalau baik apa salahnya ?229 MARNI Biar modern kalau baik juga apa salahnya ?230 MARJUKI Jangan mengajak berdebat Marni. Capek !231 MARNI Saya juga capek dan tidak ada waktu. Masih banyak yang harus Marni kerjakan. Seluruh rumah harus saya lukis. Tapi catnya kurang. Permisi dulu. Saya mau beli cat. PERGI 232 MARJUKI Duh, aduh … punya anak perempuan satu kok repot amat, susah dibilangin….marni..marni ADEGAN DUARUMAH MARJUKI. SIANGIRNA, AUDI, LALA DAN BEBERAPA TEMAN MARNI SEMUA LANGSUNG MENGAGUMI LUKISAN MENEMUI MEREKA, MARNI TIDAK DI RUMAH.233 MARJUKI Silahkan, silahkan masuk semua.234 SEMUA Terimakasih …235 AUDI Marni ada, om ?236 MARJUKI Barusan pergi. Buru-buru rupanya, malah tidak pamit. Kalian sudah janjian mau datang?237 AUDI Kapan hari marni mapir ke sekolah, dan dia mangundang kami ?.238 IRNA Marni bilang, acara kejutan. Jadi tidak pakai penjelasan acaranya apa.239 LALA Ya. Keliatannya kemaren dia buru-buru sekali. Habis beli cat dan banyak pekerjaan di rumah. Dia juga pesan supaya kami bawa makanan. Marni tidak akan sempat masak katanya. Ini om, kami bawa jajan pasar.240 MARJUKI O, begitu ya ? Ya .. ya.. Terimakasih .. terimakasih. Mungkin yang Marni maksud acara kejutan ya ini, lukisan-lukisan yang memenuhi rumah ini. Sebab setahu saya tidak ada kejutan lain. Kami pun tidak punya hajatan apa-apa. Jadi silahkan menikmati lukisan-lukisan ini. SEMUA LANGSUNG MENGAGUMI LUKISAN MARNI 241 AUDI Ini semua Marni yang melukis om ?242 MARJUKI Ya, Marni semua.243 IRNA Luar biasa. Sangat berbakat.244 LALA Fantastis !245 IRNA Di mana Marni belajar melukis om ? Setahu saya, di sekolah Marni tidak pernah belajar.246 MARJUKI Saya juga kurang tahu. Sejak kanak-kanak Marni lebih tertarik menari atau menyanyi.247 AUDI Apa ini yang dikerjakan Marni selama seminggu lebih tidak masuk sekolah ?248 MARJUKI Marni mengerjakan ini hanya sehari semalam.249 SEMUA Oh … luar biasa.250 IRNA Sangat luar biasa ! BEBERAPA SAAT DIAM Om, ada apa sebetulnya dengan Marni ?251 LALA Apa dia sedang jatuh cinta dan …252 AUDI … dan om melarangnya ?253 MARJUKI Saya tidak pernah melarang. Saya hanya meminta Marni memilih pemuda yang tepat dan jangan pacaran sembarang waktu. Jangan sampai pacaran mengganggu jam belajar. Itu kan tuntutan umum setiap orang tua ?254 IRNA Mungkin cara om meminta pada Marni terlalu keras, dan …255 LALA … dan Marni terluka hatinya.256 IRNA Ya, terluka hatinya. Lihat om, lihat semua lukisan itu. Saya bisa menangkap, luka hati yang sangat, sangat …257 AUDI … sangat dalam ….258 IRNA Maaf om, sebagai orang tua om tentu lebih tahu bagaimana menyayangi anak. Tapi sebagai anak, kami-kamilah yang lebih tahu apa yang kami butuhkan dari orang tua. PADA AUDI Bukan begitu ?259 MARJUKI Mungkin begitu …260 AUDI Lihat om, lihat lukisan yang sebelah sini.261 MARJUKI Ya, saya lihat.262 AUDI Om lihat warna putih yang menggumpal seperti awan ?263 MARJUKI Ya.264 AUDI Apa yang om rasakan waktu melihat gumpalan warna putih itu ?265 MARJUKI BINGUNG Ee … e ..266 AUDI Saya merasakan hati pelukisnya yang tengah kosong, hilang harapan, hampa.267 LALA Mungkin, waktu Marni melukis itu, darahnya tengah berhenti mengalir, karena kepedihan yang sangat.268 IRNA Bisa jadi hati Marni serasa terbang ke awan, sebab bumi tempatnya berpijak tidak memberi harapan apa-apa.269 AUDI Om lihat, warna hitam di lantai sebelah sini ?270 MARJUKI Yang mirip gua karang bolong ?271 AUDI Ya. Apa yang timbul dalam imajinasi om memandang lukisan ini ?272 MARJUKI BINGUNG Ya .. ada semacam ..273 IRNA Saya merasakan masa depan yang suram, gelap ..274 LALA Seperti masuk sumur tanpa dasar.275 AUDI Persis !276 IRNA Mungkin sebaiknya om bicara dengan Marni, tanyakan apa yang terjadi. Semua lukisan ini adalah isyarat yang sangat jelas, hati Marni sedang kacau. Mungkin ada keinginan terpendam yang tidak kesampaian. Kalau saya jadi om, saya akan kabulkan apa pun keinginan Marni.277 LALA Ya, om harus bicara dan mengabulkan keinginannya.278 IRNA & AUDI Harus.279 MARJUKI RAGU-RAGU Ya, ya, soal bicara dengan Marni saya rasa itu usulan yang baik. Dan saya sudah sering mencoba. Tapi kalau soal mengabulkan keinginan Marni, harus saya timbang-timbang dulu. Dan, maaf ya, anu, saya ada rapat RT di kelurahan. Saya sudah terlambat. Saya kan ketua RT paling senior di kampung ini, jadi malu kalau terlambat. Apa kalian mau menunggu Marni pulang, atau bagaimana ?280 AUDI BINGUNG Mungkin …281 IRNA BINGUNG JUGA Mungkin sebaiknya kami pulang.282 LALA Ya. Nanti kami datang lagi kapan-kapan.283 YANG LAIN Salam buat Marni ya om.284 IRNA Sampaikan pada Marni, kami gembira sekaligus sedih atas acara kejutan ini.285 MARJUKI Ya, ya … saya sampikan nanti. TEMAN-TEMAN MARNI PERGI 286 MARJUKI Kurang ajar. Berani-beraninya kasih nasehat sama saya. Apa hak mereka menyuruh saya menuruti apa saja kemauan anak saya ? Sok pintar. Aku susah payah membiayai anakku, aku punya hak atas masa depan anakku. Ini pasti akal-akalannya si Marni sama si Anto.287 MARNI MUNCUL DARI DALAM Jangan menuduh sembarangan, ayah. Aku tidak tahu apa-apa. Apa lagi Anto. Semua yang mereka lakukan tadi, adalah isnisiatif mereka sendiri. Aku sudah mencegah tapi mereka ngotot. Itu sebabnya aku pergi.288 MARJUKI Mereka datang atas undanganmu kan ?289 MARNI Aku memang mengundang mereka, tapi sekedar untuk ngobrol dan pamitan. Aku mau jadi TKI ke luar negeri. Itu protesku selanjutnya pada ayah. Dan aku akan terus protes sampai ayah mengijinkan aku pacaran sama Anto.290 MARJUKI O, begitu ? Jadi kamu pikir dengan protes keras ayah akan mengijinkan ?291 MARNI Tentu ada syarat lain. Aku harus mandiri. Dengan bekerja aku punya uang. Dengan uang aku bisa menentukan masa depanku sendiri. Selamanya anak akan kalah suara, kalau anak masih tergantung sama uang orang tua.292 MARJUKI Stop Marni ! Itu pikiran yang dangkal.293 MARNI Kita tidak perlu berdebat ayah. Aku pergi dulu, banyak urusan. PERGI 294 MARJUKI Marni … mengejar marni LAMPU BERUBAH ADEGAN TIGARUMAH MARJUKI. DATANG KE RUMAH MARJUKI UNTUK MENYAMPAIKAN PESAN MARNI.295 MARJUKI Ya ampun, jadi Marni betul-betul mau pergi ke luar negeri ? Aku pikir cuma gertak.296 CEPI Rupanya begitu, om. Saya juga tidak menyangka Marni sungguh-sungguh.297 MARJUKI Terus di mana Marni sekarang ? Kapan berangkatnya ?298 CEPI Saya juga tidak tahu. Dia cuma bilang sekarang ada di tempat penampungan. Saya tanya bolak-balik di mana alamatnya, dia tetap tidak mau menjawab.299 MARJUKI Tapi apa secepat itu prosesnya ? Diterima jadi TKI bukannya prosesnya panjang ?300 CEPI Itu juga pernah saya tanya. Dia bilang, “ semua bisa diatur ” asal ada uang.301 MARJUKI Dari mana Marni dapat uang ?302 CEPI Ya dari uang gaji Marni yang dipotong tiap bulan nanti. “ Semua dibiayai sama agen ”, begitu Marni bilang.303 MARJUKI Apa nama agennya ? Di mana alamatnya ?304 CEPI Marni tidak sebut-sebut om. Dia hanya minta tolong saya supaya mengambil beberapa baju yang ketinggalan.305 MARJUKI Ya ampun, Marni .. Marni. Apa sebegitu besar marahmu sama ayah, sampai-sampai harus pergi keluar negeri jadi TKI ? Tidak pamit lagi. Coba nak Cepi pikir, apa pantas ?306 CEPI Kalau ditanya pantas atau tidak, jelas tidak pantas. Tapi kelihatannya, Marni memang sangat marah sama om. Tapi terus-terang, sebagai teman, saya tidak setuju Marni pergi. Marni sebentar lagi ujian dan tahun depan harus kuliah. Setelah lulus kuliah, terserah mau ke mana dan jadi apa. Jadi TKI ke luar negeri pun tidak masalah. Itu bukan hal yang jelek. Menyelesaikan kuliah, lebih aman buat masa depan Marni.307 MARJUKI Ah, itu baru pikiran sehat. Terus, teruskan nak …308 CEPI Maaf om, saya tidak bisa lama. Marni memerlukan baju yang saya ambil.309 MARJUKI Kapan Marni mau ambil baju-baju itu ? Di mana kalian janjian ketemu ?310 CEPI Maaf om, saya tidak boleh bilang. Itu pesan Marni.311 MARJUKI Tolonglah nak Cepi, sebutkan. Saya harus ketemu Marni sebelum dia pergi. Tolong, saya mohon sekali. Please …312 CEPI Sekali lagi, maaf om. Saya tidak bisa melanggar janji.313 MARJUKI Please …314 CEPI Maaf ommm …. Saya tidak bisa. MENATAP MARJUKI BEBERAPA SAAT Tapi, kalau om bersedia kerjasama dengan saya, kita sebetulnya bisa membatalkan Marni pergi. Seperti saya bilang tadi, saya tidak setuju Marni pergi. 315 MARJUKI Membatalkan Marni pergi ? Bagaimana caranya ? Jelas saya setuju.316 CEPI Tapi jangan sampai dia tahu. Ini rahasia antara kita. Om Setuju ?317 MARJUKI Setuju. Saya bisa pegang janji. Bagaimana caranya ?318 CEPI Tunggu dulu. Saya mau tanya, tolong jawab dengan jujur Apa sebetulnya yang membuat Marni marah sama om ?319 MARJUKI Saya melarang Marni pacaran sama Anto.320 CEPI Kenapa ?321 MARJUKI Saya tidak tahu persis. Saya merasa, si Anto sebetulnya anak baik. Jadi, saya tidak sungguh-sungguh melarang. Tapi Marni keburu protes keras. Merasa tidak didengar omongannya, saya jadi tambah jengkel.322 CEPI Saya lihat Marni begitu juga. Makin dilarang, makin menentang. Intinya sama ingin didengar suaranya.323 MARJUKI Begitu ?324 CEPI Begitu.325 MARJUKI Jadi bagaimana caranya supaya Marni tidak jadi pergi ?326 CEPI Turuti saja kemauannya. Toh om sudah yakin Anto anak baik.327 MARJUKI Nak Cepi bisa jamin 100% Marni batal pergi ?328 CEPI Saya harus ketemu Marni dulu.329 MARJUKI Kalau begitu temui Marni, segera. Katakan, saya akan ijinkan Marni pacaran sama Anto. Sesudah itu, ajak mereka berdua ke sini supaya mendengar langsung dari saya.330 CEPI Om Marjuki bisa pegang janji ?331 MARJUKI Bisa. Saya jamin !332 CEPI Baik. Kalau begitu saya jamin 100% Marni batal pergi. Permisi dulu om, saya harus cari Marni dan Anto sekarang juga. Saya akan kabarkan berita gembira ini.IRNA, AUDI, LALA DAN BEBERAPA TEMAN MARNI YANG LAIN MENDADAK MUNCU 333 IRNA Tunggu Cepi ! Maaf om Marjuki, kami mendengar semua pembicaraan ini. Kami ikut gembira. Tapi itu tidak cukup. Harus ada jaminan tertulis bahwa om Marjuki akan menepati janji.334 CEPI Tidak Irna, aku percaya orang tua bijaksana ini. 335 AUDI & LALA Perlu dong ! ANTO TIBA-TIBA MUNCUL 336 ANTO Tidak, tidak perlu. Cepi betul. Saya juga percaya om Marjuki akan menepati janji. Ini kan bukan urusan jual beli tanah atau semacamnya. Tapi urusan anak dan orang tua. Jangan repot-repot. Janji secara lisan sudah cukup. 337 IRNA Tapi …338 MARJUKI Nak Anto betul, jangan repot-repot. Makin kita repot, makin lama Marni di penampungan TKI. Kasihan dia. Lebih baik kita cari Marni sekarang. Apa kalian ada yang tahu alamatnya ? MARNI TIBA-TIBA MUNCUL DARI ARAH DALAM 339 MARNI Marni sudah di sini ayah. Tidak usah dicari.340 MARJUKI KAGET Marni ? Ah, kemarilah kamu nak. Ayah sangat kuatir ada apa-apa dengan kamu.341 MARNI Jangan kuatir ayah, Anto menjaga aku. Kalau bukan karena dia, aku pasti jadi TKI sungguhan. 342 MARJUKI Syukur .. syukur kalau begitu. Terima kasih nak Anto.343 ANTO Marni melebih-lebihkan om.344 MARNI Anto meyakinkan aku begitu rupa, segalak apa pun, ayah tetap sayang aku. Dan rumah adalah tempat terbaik menyusun rencana dan cita-cita. 345 MARJUKI Bagus. Kamu menemukan pemuda yang tepat anakku. Dan kamu tidak tinggal di tempat penampungan bukan ? 346 MARNI Tidak.347 IRNA, AUDI & LALA Di rumah kami om. Kami bertiga. 348 MARJUKI Jadi siapa yang mengatur nak Cepi datang ke mari dan main sandiwara di depan saya ?349 ANTO Saya om. Sayalah komadan semua sandiwara malam ini. Sebagai komandan saya tidak akan lari. Saya siap diadili.350 MARJUKI Bagus. Itu komandan yang baik. Anda siap saya tuntut di depan penghulu menikahi anak saya ?351 ANTO Sekarang ?352 IRNA & YANG LAIN Huuuu …353 MARJUKI Nanti, setelah lulus kuliah dong.354 ANTO Marni, siap jadi anggota Dharma Wanita ?355 MARNI MALU Idih, Apaan siihh… masa harus dibahas sekarang ? PENUTUP ANTO MENGGANDENG MARNI DAN MENYANYI BERSAMA MARNI MENYANYI BILANG PAPA KUKAU TAK KAN BUAT KUBERUBAH MENJADIANAK YANG NAKALANTO MENYANYI BILANG PAPA MUKU CINTA PADA MUDAN AKU TAK PERNAH MAIN-MAINSEMUA BIARKANLAH SAJA DULUKITA JALAN BERDUAMEREKA PUN PERNAH MUDASAATNYA KAU DAN AKU SEKARANGLAMPU PADAM PERLAHANSELESAI
Tapiayah kita itu orangnya pemilih dan pasti kalian akan ditolak." Michele : "Waktu itu aku pernah pacaran, terus dia mau ngelamar aku buat tunangan. Tapi, ayahku menolaknya padahal dia perfect." naskah drama sunda 7 orang. Drama Seni Budaya. Judul : "Hayang Kawin !!"Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 004154 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7f026ada0a0e6c • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Hasildari penelitian ini nilai religius yang terdapat dalam naskah Ayahku Pulang karya Usmar Ismail yaitu nilai ibadah, nilai jihad, nilai amanah, dan nilai akhlak dan disiplin. Ibadah ketika melakukan puasa ramadhan. Jihad menjadi tulang punggung keluarga. Amanah yang menjaga keluarganya. Akhlak kepada keluarganya.
86% found this document useful 7 votes10K views11 pagesOriginal TitleNaskah Drama Ayahku pulangCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?86% found this document useful 7 votes10K views11 pagesNaskah Drama Ayahku PulangOriginal TitleNaskah Drama Ayahku pulangJump to Page You are on page 1of 11 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 10 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
ContohNaskah Drama Lutung Kasarung dalam Bahasa Inggris. DRAMA LUTUNG KASARUNG DALAM BAHASA INGGRIS DAN ARTINYA - Lutung kasarung merupakan salah satu legenda yang berasal dari Indonesia yang masih menceritakan sihir dan mistis. Menceritakan seorang pangeran yang di kutuk menjadi se - ekor monyet karena telah melakukan sebuah kesalahan. Drama Remaja AKU vs AYAHKU Budi Ros PEMBUKA GONG DUA BERBUNYI. PARA PEMAIN MUNCUL DARI PINTU MASUK AUDITORIUM, MENUJU PANGGUNG. SEMUA MENYAPA PENONTON DENGAN RAMAH “ SELAMAT MALAM SEMUA, SELAMAT DATANG … APA KABAR ?. ” SESAMPAI DI PANGGUNG, PARA PEMAIN MENATA SET DAN PERALATAN LAINNYA. BAGUS, PEMIMPIN MEREKA, MEMBERI KOMANDO BAGAIMANA SET DAN PERALATAN HARUS DI TATA. KEMUDIAN DARI SALAH SATU SISI PANGGUNG MUNCUL MENEJER PANGGUNG, YANG MEMBERI TAHU BAHWA KOMANDO BAGUS TERNYATA SALAH. SET DAN SEMUA PERALATAN KEMUDIAN DI TATA ULANG SEPERTI PETUNJUK MENEJER PANGGUNG. SEMUA PEMAIN TURUT AKTIF MENYIAPKAN PERALATAN. MENEJER PANGGUNG DIBANTU BAGUS SESEKALI MENGECEK APAKAH SEMUA PERALATAN DITEMPATKAN PADA TEMPATNYA ATAU TIDAK. MEREKA MEMERIKSA DARI BEBERAPA SUDUT, KEMUDIAN BEBERAPA KALI MELIHAT ARLOJINYA, DAN KETIKA MENYADARI SUDAH WAKTUNYA PERTUNJUKAN DIMULAI, MENEJER PANGGUNG BERTANYA PADA PARA PEMAIN MENEJER PANGGUNG Bagaimana, sudah siap ? PARA PEMAIN Belummm … MENEJER PANGGUNG Oke, cepat sedikit kalau begitu. LALU MENEJER PANGGUNG BERUNDING DENGAN BAGUS. KEMUDIAN MEREKA SEPAKAT, BAGUS MEMULAI PERTUNJUKAN SEMENTARA PANGGUNG DISIAPKAN. MENEJER PANGGUNG TURUN TANGAN LANGSUNG MEMBANTU PERSIAPAN, IKUT MENGANGKAT SET DAN PERALATAN, BAGUS MEMULAI PERTUNJUKAN. BAGUS BICARA PADA PENONTON Ternyata repot sekali membuat pementasan teater. Tapi jangan kuatir, apa pun yang terjadi pertunjukan akan tetap jalan. Selesai tidak selesai panggung ini ditata, kami akan tetap main. Sebab kami berlatih sudah sangat lama, sekitar 6 bulan. Kami sudah banyak kehilangan waktu, tenaga, dan tentu saja biaya. Sia-sia sekali kalau kami tidak jadi main gara-gara panggung belum beres. Kami pun merasa berdosa pada Anda semua. Jadi jangan kuatir, kami pasti main. Malam ini kami akan membawakan lakon berjudul MARNI versus Ayah, lakon yang sederhana tapi seru. Seru di sini bukan saja ramai, tapi punya arti lain, yaitu Sedikit Ruwet. Ini lakon tentang pertentangan anak muda dan orang tua, pertentangan pop dan klasik, tradisi dan modern. Pertentangan yang sebetulnya tidak perlu ada. Tapi begitulah, nyatanya pertentangan semacam ini selalu ada, dari waktu ke waktu. Dan gara-gara pertentangan ini, kita semua sering kehabisan waktu. Cinta, kata orang bisa menjadi jawaban semua masalah. Tapi dalam kasus ini, cinta mengakibatkan banyak masalah. Lihat, apa yang terjadi dengan Marni, tokoh utama lakon ini. Marni ! klik di sini untuk download naskah teater selengkapnyaI SINOPSIS. Ayahku Pulang. Pada malam hari raya Raden Saleh pergi meninggalkan istri dan ketiga anaknya. Ia menceraikan istrinya yang dalam keadaan ekonomi yang susah. Kemudian, istrinya harus membesarkan ketiga anaknya tanpa seorang suami. 20 tahun kemudian, pada malam takbir Raden Saleh pulang kembali ke rumah menemui keluarganya dengan
SinopsisNaskah drama berjudul Ayahku Pulang ini, berkisah tentang seorang ayah yang bernama Raden Saleh tega meninggalkan istri dan anak-anaknya yang masih kecil demi mengejar harta. Saat Raden Saleh pergi, keadaan rumah pun masih miskin. Anak pertamanya bernama Gunarto, saat itu masih berumur 8 tahun, anak keduanya bernama Maimun yang saat itu juga masih balita, sedangkan anak ketiganya, Mintarsih saat itu masih dalam kandungan sang ibu. Sang ayah pergi merantau untuk bekerja di Singapura. Setelah sukses di sana, kemudian ia menikah dengan seorang janda yang saat api membakar habis tokonya, ia menanggung kerugian besar. Investasi yang ia lakukan pun gagal, akhirnya ia pun terlunta-lunta. Kini usianya telah tua dan ia memilih untuk kembali ke keluarganya yang puluh tahun sudah berlalu, Gunarto kini sudah dewasa dan menjadi tulang punggung keluarganya. Gunarto bekerja di pabrik tenun, wataknya keras karena beratnya perjuangan hidup yang harus ia lalui tanpa kasih sayang dan didikan seorang ayah. Maimun juga sudah memiliki pekerjaan, sedangkan Mintarsih bekerja dengan menerima itu keluarganya sangat bahagia tanpa seorang ayah yang menemani kehidupan mereka. Pada malam hari Raya Idul Fitri, saat Gunarto pulang kerja. Gunarto menemukan ibunya yang sedang melamun, teringat kejadian dua puluh tahun yang lalu, di malam yang sama sang ayah telah meninggalkan mereka. Kenangan itu membuat luka lama di hati Gunarto kembali terbuka. Ia memilih tidak membicarakan hal itu dan mencoba mengalihkan pembicaraan. Maimun kemudian pulang dan membawa kabar bahwa tetangga mereka melihat seorang laki-laki tua yang mirip dengan ayah mereka. Tak lama kemudian, Mintarsih pun pulang dan juga berkata bahwa ia melihat ada seorang lelaki tua di seberang jalan yang sedang melihat kearah rumah saat kemudian, seorang laki-laki tua menghampiri rumah mereka. Ibu langsung mengenali orang tua itu sebagai suaminya yang telah lama pergi meninggalkan mereka. Maimun dan Mintarsih yang tidak mengerti permasalahan yang dulu pernah terjadi, langsung saja menerima orang itu sebagai ayah mereka. Lain halnya dengan Gunarto yang masih memiliki rasa dendam yang mendalam pada ayahnya, ia tidak sudi menerimanya kembali di rumah menyuruh laki-laki tua itu untuk masuk ke dalam rumah dan menyuruh Maimun mengambilkan minuman. Ayah pun melihat Gunarto yang kini sudah dewasa. Lalu ayahnya meceritakan kehidupannya sewaktu di Singapura, dia mempunyai istri, tetapi kemudian tokonya terbakar habis dan sekarang kehidupannya menjadi terlunta-lunta. Gunarto pun marah, sifat angkuhnya yang menurun dari sang ayah pun muncul dan ia mencaci-maki ayahnya. Mengingatkan ayah, ibu dan adik-adiknya tentang kesalahan yang telah diperbuat ayahnya di masa lalu, serta mengingatkan perjuangannya sebagai tulang punggung keluarga. Sang ayah menyesal dan akhirnya memilih untuk pergi karena tidak ingin mengganggu kedamaian hanya bisa menangis menahan kepedihan dan penderitaan yang dialaminya lagi, ditinggalkan suaminya di saat malam hari raya Idul Fitri. Maimun dan Mintarsih menyesalkan perilaku Gunarto yang tidak mau menerima kembali ayah mereka, karena bagaimanapun juga mereka tetap darah dagingnya. Maimun akhirnya bertekad untuk menentang kakaknya dan pergi untuk memanggil ayahnya kembali pulang. Tetapi Maimun hanya menemukan baju dan peci ayahnya saja di pinggir jembatan. Ternyata sang ayah bunuh diri dengan melompat dari atas jembatan ke dalam Maimun membawa topi dan baju sang ayah ke rumah. Saat itulah Gunarto terkejut dan sangat menyesali perlakuannya terhadap sang ayah. Gunarto pun pergi berlari untuk mengejar ayahnya ke jembatan,Gunarto mencari ayahnya dan memanggil-manggil nama ayahnya. Usaha Gunarto pun tidak membuahkan hasil, kini yang tersisa hanyalah penyesalan yang mendalam di hati PULANG Karya Usmar Ismail1. RADEN SALEH T I N A Ibu / Isteri Raden GUNARTO Anak laki-laki tertua Raden Saleh dan MAIMUN Adik laki-laki Gunarto / anak kedua Raden Saleh dan MINTARSIH Adik perempuan Gunarto dan Maimun / anak bungsu Raden Saleh dan Tina. PANGGUNG MENGGAMBARKAN SEBUAH RUANGAN DALAM DARI SEBUAH RUMAH YANG SANGAT SEDERHANA DENGAN SEBUAH JENDELA AGAK TUA. DIKIRI KANAN RUANGAN TERDAPAT PINTU. DISEBELAH KIRI RUANGAN TERDAPAT SATU SET KURSI DAN MEJA YANG AGAK TUA, DISEBELAH KANAN TERDAPAT SEBUAH MEJA MAKAN KECIL DENGAN EMPAT BUAH KURSINYA, TAMPAK CANGKIR TEH, KUE-KUE DAN PERALATAN LAINNYA DIATAS MEJA. SUARA ADZAN DI LATAR BELAKANG MENUNJUKKAN SAAT BERBUKA PUASA. SEBELUM LAYAR DIANGKAT SEBAIKNYA TERLEBIH DAHULU SUDAH TERDENGAR SUARA BEDUK BERSAHUT-SAHUTAN DIIRINGI SUARA TAKBIR BEBERAPA KALI SEBAGAI TANDA KALAU ESOK ADALAH HARI RAYA IDUL FITRI. SUARA BEDUG DAN TAKBIR SEBAIKNYA TERUS TERDENGAR DARI MULAI LAYAR DIANGKAT/SANDIWARA DIMULAI SAMPAI AKHIR PERTUNJUKKAN INI. KETIKA SANDIWARA DIMULAI/LAYAR PANGGUNG DIANGKAT, TAMPAK IBU SEDANG DUDUK DIKURSI DEKAT JENDELA. EKSPRESINYA KELIHATAN SEDIH DAN HARU MENDENGAR SUARA BEDUK DAN TAKBIRAN YANG BERSAHUT-SAHUTAN ITU. KEMUDIAN MASUK KEPANGGUNG GUNARTO. GUNARTO Memandang Ibu Lalu Bicara Dengan Suara SesalIbu masih berfikir lagi...I B U Bicara Tanpa Melihat GunartoMalam Hari Raya Narto. Dengarlah suara bedug itu bersahut-sahutan. Gunarto Lalu Bergerak Mendekati Pintu Pada malam hari raya seperti inilah Ayahmu pergi dengan tidak meninggalkan sepatah katapun. GUNARTO Agak KesalAyah...... I B UKeesokan harinya Hari Raya, selesai shollat ku ampuni dosanya... GUNARTOKenapa masih Ibu ingat lagi masa yang lampau itu? Mengingat orang yang sudah tidak ingat lagi kepada kita? I B U Memandang GunartoAku merasa bahwa ia masih ingat kepada kita. GUNARTO Bergerak Ke Meja MakanMintarsih kemana, Bu? I B UMintarsih keluar tadi mengantarkan jahitan, Narto. GUNARTO HeranMintarsih masih juga mengambil upah jahitan, Bu? Bukankah seharusnya ia tidak usah lagi membanting tulang sekarang? I B UBiarlah Narto. Karena kalau ia sudah kawin nanti, kepandaiannya itu tidak sia-sia nanti. GUNARTO Bergerak Mendekati Ibu,Lalu Bicara Dengan LembutSebenarnya Ibu mau mengatakan kalau penghasilanku tidak cukup untuk membiayai makan kita sekeluarga kan, Bu? Diam Sejenak. Pause Bagaimana dengan lamaran itu, Bu? I B UMintarsih nampaknya belum mau bersuami, Narto..Tapi dari fihak orang tua anak lelaki itu terus mendesak Ibu saja.. GUNARTOApa salahnya, Bu? Mereka uangnya banyak! I B UAh... uang, Narto?? GUNARTO Sadar Karena Tadi Berbicara SalahMaaf Bu... bukan maksud aku mau menjual adik sendiri.. Lalu Bicara Dengan Dirinya Sendiri Ah... aku jadi mata duitan.... yah mungkin karena hidup yang penuh penderitaan ini... I B U MenerawangAyahmu seorang hartawan yang mempunyai tanah dan kekayaan yang sangat banyak, mewah diwaktu kami kawin dulu. Tetapi kemudian... seperti pokok yang ditiup angin kencang...buahnya gugur..karena...... Suasana Sejenak Hening, Penuh Tekanan Bathin, Suara Ibu Lemah Tertekan Uang Narto! Tidak Narto, tidak...aku tidak mau terkena dua kali, aku tidak mau adikmu bersuamikan seorang Hartawan, tidak...cukuplah aku saja sendiri. biarlah ia hidup sederhana Mintarsih mestilah bersuamikan orang yang berbudi tinggi, mesti, mesti... GUNARTO Coba Menghibur IbuTapi kalau bisa kedua-duanya sekaligus,Bu? Ada harta ada budi. I B UDimanalah dicari,Narto? Adik kau Mintarsih hanyalah seorang gadis biasa. Apalagi sekarang ini keadaan kita susah? Kita tidak punya uang dirumah? Sebentar hari lagi uang simpananku yang terakhirpun akan habis pula. GUNARTO Diam Berfikir, Kemudian KesalSemua ini adalah karena ulah Ayah! Hingga Mintarsih harus menderita pula! Sejak kecil Mintarsih sudah merasakan pahit getirnya kehidupan. Tapi kita harus mengatasi kesulitan ini,Bu! Harus! Ini kewajibanku sebagai abangnya, aku harus lebih keras lagi berusaha! Hening Sejenak Pause. Lalu Bicara Kepada Dirinya Sendiri Kalau saja aku punya uang sejuta saja.... I B UBuat perkawinan Mintarsih, lima ratus ribu rupiah saja sudah cukup,Narto.Ibu Coba TersenyumSesudah Mintarsih nanti, datanglah giliranmu Narto... GUNARTO KagetAku kawin,Bu?? Belum bisa aku memikirkan kesenangan untuk diriku sendiri sekarang ini, Bu. Sebelum saudara-saudaraku senang dan Ibu ikut mengecap kebahagiaan atas jerih payahku nanti BEDUG DAN TAKBIR TERDENGAR LEBIH KERAS SEDIKIT. I B UAku sudah merasa bahagia kalau kau bahagia, Narto. Karena nasibku bersuami tidak baik benar.Kembali Fikirannya MenerawangDan kata orang bahagia itu akan turun kepada anaknya. Pause Lalu Terdengar Suara Bedug Takbir Lebih Keras Lagi. Ibu Mulai Bicara Lagi Malam hari raya sewaktu ia pergi itu, tak tahu aku apa yang mesti aku kerjakan? Tetapi ....KEMBALI SEDIH DAN HARU GUNARTO Tampak Kesal Lalu Mengalihkan PembicaraanMaimun lambat benar pulang hari ini, Bu? I B UBarangkali banyak yang harus dikerjakannya? Karena katanya mungkin bulan depan dia naik gaji. GUNARTOBetul bu itu? Maimun memang pintar, otaknya encer. Tapi karena kita tak punya uang kita tak bisa membiayai sekolahnya lebih lanjut lagi. Tapi kalau ia mau bekerja keras, tentu ia akan menjadi orang yang berharga di masyarakat! I B U Agak MengodaNarto...siapa gadis yang sering ku lihat bersepeda bersamamu? GUNARTO Kaget. GugupAh...dia itu cuma teman sekerja, Bu. I B UTapi Ibu rasa pantas sekali dia buat kau, Narto. Meskipun Ibu rasa dia bukanlah orang yang rendah seperti kita derajatnya. Tapi kalau kau suka .... GUNARTO Memotong Bicara IbuAh... buat apa memikirkan kawin sekarang, Bu? Mungkin kalau sepuluh tahun lagi nanti kalau sudah beres. I B UTapi kalau Mintarsih nanti sudah kawin, kau mesti juga Narto? Kau kan lebih tua.Diam Sebentar Lalu TerkenangWaktu Ayahmu pergi pada malam hari raya itu... ku peluk kalian anak-anakku semuanya.. hilang akalku.... GUNARTOSudahlah Bu. Buat apa mengulang kaji lama? MASUK MAIMUN. DIA TAMPAK KELIHATAN SENANG. MAIMUN Setelah Meletakkan Tas Kerjanya Lalu BicaraLama menunggu, Bu? Bang? GUNARTOAh tidak... I B UAgak lambat hari ini, Mun? Dimana kau berbuka puasa tadi? MAIMUNKerja lembur, Bu. Tadi aku berbuka puasa bersama teman dikantor. Tapi biarlah, buat perkawinan Mintarsih nanti. Eh, mana dia Bu? I B UMengantarkan jahitan.. MAIMUN Menghampiri Gunarto Lalu Duduk DisebelahnyaBang, ada kabar aneh, nih! Tadi pagi aku berjumpa dengan seorang tua yang serupa benar dengan Ayah? GUNARTO Tampak Tak Terlalu MendengarkanOh, begitu? MAIMUNWaktu Pak Tirto berbelanja disentral, tiba-tiba ia berhadapan dengan seorang tua kira-kira berumur enam puluh tahun. Ia kaget juga?! Karena orang tua itu seperti yang pernah dikenalnya? Katanya orang tua itu serupa benar dengan Raden Saleh. Tapi kemudian orang itu menyingkirkan diri lalu menghilang dikerumunan orang banyak! GUNARTOAh, tidak mungkin dia ada disini.... I B U Setelah Diam SebentarAku kira juga dia sudah meninggal dunia atau keluar negeri. Sudah dua puluh tahun semenjak dia pergi pada malam hari raya seperti ini. MAIMUNAda orang mengatakan dia ada Singapur, Bu? I B UTapi itu sudah sepuluh tahun yang lalu. Waktu itu kata orang dia mempunyai toko yang sangat besar disana. Dan kata orang juga yang pernah melihat, hidupnya sangat mewah. GUNARTO KesalYa! Tapi anaknya makan lumpur! I B U Seperti Tidak Mendengar GunartoTapi kemudian tak ada lagi sama sekali kabar apapun tentang Ayahmu. Apalagi sesudah perang sekarang ini, dimana kita dapat bertanya? MAIMUNBagaimana rupa Ayah yang sebenarnya, Bu? I B UWaktu ia masih muda, ia tak suka belajar. Tidak seperti kau. Ia lebih suka berfoya-foya. Ayahmu pada masa itu sangat disegani orang. Ia suka meminjamkan uang kesana kemari. Dan itulah.... GUNARTO Kesal Lalu Mengalihkan PembicaraanSelama hari raya ini berapa hari kau libur, Mun? MAIMUNDua hari, Bang. I B UOh ya! Hampir lupa masih ada makanan yang belum Ibu taruh dimeja. IBU LALU MASUK KEDALAM GUNARTO Setelah Diam SebentarPak Tirto bertemu dengan orang tua itu kapan, Mun? MAIMUNKemarin sore, Bang. Kira-kira jam setengah tujuh. GUNARTOBagaimana pakaiannya? MAIMUNTak begitu bagus lagi katanya. Pakaiannya sudah compang-camping dan kopiahnya sudah hampir putih. GUNARTO Acuh SajaOh begitu? MAIMUNKau masih ingat rupa Ayah, Bang? GUNARTO CepatTidak ingat lagi aku. MAIMUNSemestinya abang ingat, karena umur abang waktu itu sudah delapan tahun. Sedangkan aku saja masih ingat, walaupun samar-samar. MAIMUN Agak KesalTidak ingat lagi aku. Sudah lama aku paksa diriku untuk melupakannya. MAIMUN Terus BicaraPak Tirto banyak cari tanya tentang Ayah. IBU KELUAR KEMBALI MEMBAWA MAKANAN LALU BERGABUNG LAGI DENGAN MEREKA. I B UYa, kata orang Ayahmu seorang yang baik hati. MENERAWANG Jika ia berada disini sekarang dirumah ini, besok hari raya, tentu ia bisa bersenang-senang dengan anak-anaknya... GUNARTO Mengalihkan PembicaraanEh, Mintarsih seharusnya sudah pulang sekarang.. jam berapa sekarang ini? MAIMUNBang Narto. Ada kabar aneh lagi nih! Tadi pagi aku berkenalan dengan orang India. Dia mengajarkan aku bahasa Urdu, dan aku memberikan pelajaran bahasa Indonesia kepada dia! GUNARTOBaguslah itu. Kau memang harus mengumpulkan ilmu sebanyak-banyaknya. Supaya nanti kau dapat banggakan kalau kau bisa jadi orang yang sangat berguna bagi masyarakat! Jangan seperti aku ini, hanya lulusan sekolah rendah. Aku tidak pernah merasakan atau bisa lebih tinggi lagi, karena aku tidak punya Ayah. Tidak ada orang yang mau membantu aku. Tapi kau Maimun, yang sekolah cukup tinggi, bekerjalah sekuat tenagamu! Aku percaya kau pasti bisa memenuhi tuntutan zaman sekarang ini! MASUK MINTARSIH SEORANG ANAK GADIS YANG TAMPAK RIANG. IA MEMBAWA SESUATU YANG TAMPAKNYA UNTUK KEPERLUAN HARI RAYA BESOK. MINTARSIHAh.... sudah berbuka puasa semuanya? I B UTadi kami menunggu kau, tapi lama benar?Mintarsih Bergerak Mendekati Jendela Lalu Melongokkan Kepalanya Melihat KeluarMakanlah. Apa yang kau lihat diluar? MINTARSIHWaktu saya lewat disitu tadi...Menoleh Melihat Gunarto Yang Tampak Acuh SajaBang Narto... dengarlah dulu.. GUNARTO TenangYa, aku dengar. MINTARSIHAda orang tua diujung jalan ini. Dari jembatan sana melihat-lihat kearah rumah kita. Nampaknya seperti seorang pengemis. Semua DiaM Yah... kenapa semua jadi diam? GUNARTO TERTUNDUK MEMBISU MAIMUN Dengan CepatOrang tua?? bagaimana rupanya? MINTARSIHHari agak gelap. Jadi tidak begitu jelas kelihatannya... tapi orangnya.... TINGGI ATAU PENDEK TERGANTUNG PEMERAN. SUARA BEDUG AGAK KERAS TERDENGAR. MAIMUN Bangkit Dari Duduknya Lalu Melihat Ke JendelaCoba ku lihat! KEMUDIAN MAIMUN KELUAR TAK LAMA MASUK KEMBALI, LALU MELONGOKKAN KEPALANYA KE JENDELA LAGI GUNARTO Menoleh Sedikit Kepada MaimunSiapa Mun? MAIMUNTak ada orang kelihatannya?! DUDUK KEMBALI I B U tampak sedihMalam hari raya seperti ini ia berlalu dulu itu... Terkenang Mungkin .... GUNARTO agak kesalAh Bu, lupakan sajalah apa yang sudah berlalu itu. SUARA BEDUG DAN TAKBIRAN TERDENGAR AGAK JELAS KETIKA SUASANA HENING, SAMBIL MENUNGGU DIALOG. I B UWaktu kami masih sama-sama muda, kami sangat berkasih-kasihan. Sejelek-jelek Ayahmu, banyak juga kenangan-kenangan di masa itu yang tak dapat Ibu lupakan. Nak, mungkin ia kembali juga? SUARA BEDUG DAN TAKBIRAN MAKIN SAYUP-SAYUP LALU TERDENGAR SUARA ORANG MEMBERI SALAM DARI PINTU LUAR. R. SALEHAssalamualaikum, assalamualaikum... apa disini rumahnya Nyonya Saleh? I B UAstagfirullah! Seperti suara Ayahmu, nak? Ayahmu pulang, nak! IBU BERGERAK MENDEKATI PINTU RUMAH LALU MEMBUKA PINTU LEBIH LEBAR. DAN NAMPAK RADEN SALEH BERDIRI DIHADAPANNYA. SUASANA JADI HENING TIBA-TIBA. HANYA TERDENGAR SUARA BEDUG DAN TAKBIRAN YANG SAYUP-SAYUP NAMUN JELAS TERDENGAR. R. SALEH setelah lama berpandanganTina? Engkau Tina?? I B U agak gugupSaleh? Engkau Saleh?? Engkau banyak berubah, Saleh. R. SALEH tersenyum maluYa. Ya aku berubah, Tina. Dua puluh tahun perceraian merubah wajahku.KEMUDIAN MEMANDANGI ANAK-ANAKNYA SATU PERSATUDan ini tentunya anak-anak kita semua? I B UYa, memang ini adalah anak-anakmu semua. Sudah lebih besar dari Ayahnya. Mari duduk, dan pandangilah mereka... R. SALEH raguApa? Aku boleh duduk, Tina? MINTARSIH MENARIK KURSI UNTUK MEMPERSILAHKAN RADEN SALEH DUDUK. I B UTentu saja boleh. Mari....Menuntun raden saleh sampai ke kursiAyahmu pulang, Nak. MAIMUN gembira lalu berlutut dihadapan raden salehAyah, aku Maimun. R. SALEHMaimun? Engkau sudah besar sekarang, Nak. Waktu aku pergi dulu, engkau masih kecil sekali. Kakimu masih lemah, belum dapat berdiri.Diam sebentar lalu melihat mintarsihDan Nona ini, siapa? MINTARSIHSaya Mintarsih, Ayah. LALU MENCIUM TANGAN AYAHNYA R. SALEHYa, ya... Mintarsih. Aku dengardari jauh bahwa aku mendapat seorang anak lagi. Seorang putri.Memandang wajah mintarsihEngkau cantik, Mintarsih. Seperti Ibumu dimasa muda.Ibu tersipu maluAku senang sekali. Tak tahu apa yang harus ku lakukan? I B UAku sendiri tidak tahu dimana aku harus memulai berbicara? Anak-anak semuanya sudah besar seperti ini. Aku kira inilah bahagia yang paling besar. R. SALEH tersenyum pahitYa, rupanya anak-anak dapat juga besar walaupun tidak dengan Ayahnya. I B UMereka semua sudah jadi orang pandai sekarang. Gunarto bekerja diperusahaan tenun. Dan Maimun tak pernah tinggal kelas selama bersekolah. Tiap kali keluar sebagai yang pertama dalam ujian. Sekarang mereka sudah mempunyai penghasilan masing-masing. Dan Mintarsih dia ini membantu aku menjahit. MINTARSIH maluAh, Ibu. R. SALEH sambil batuk-batukSepuluh tahun aku menjadi seorang saudagar besar disingapur. Aku menjadi kepala perusahaan dengan pegawai berpuluh-puluh orang. Tapi malang bagiku, toko itu habis terbakar. Lalu seolah-olah seperti masih belum puas menyeret aku kelembah kehancuran, saham-saham yang ku beli merosot semua nilainya sehabis perang ini. Sesudah itu semua segala yang kukerjakan tak ada lagi yang sempurna. Sementara aku sudah mulai tua. lalu tempat tinggalku, keluargaku, anak isteriku tergambar kembali didepan mata dan jiwaku. Kalian seperti mengharapkan kasihku. Batuk-batuk. Lalu memandang gunarto Maukah engkau memberikan air segelas buat ku Gunarto? Hanya engkau yang tidak.... I B U gelisah serba salahNarto, Ayahmu yang berbicara itu. Mestinya engkau gembira, nak. Sudah semestinya Ayah berjumpa kembali dengan anak-anaknya yang sudah sekian lama tidak bertemu. R. SALEHKalau Narto tak mau, engkaulah Maimun. Maukah kau memberikan Ayah air segelas? MAIMUNBaik, Ayah. MAIMUN BERGERAK HENDAK MENGAMBILKAN AIR MINUM, TAPI NIATNYA TERHENTI OLEH TEGURAN KERAS GUNARTO. GUNARTOMaimun! Kapan kau mempunyai seorang Ayah! I B UGunarto!SEDIH, GELISAH DAN MULAI MENANGIS GUNARTO bicara perlahan tapi pahitKami tidak mempunyai Ayah, Bu. Kapan kami mempunyai seorang Ayah? I B U agak keras tapi tertahanGunarto! Apa katamu itu! GUNARTOKami tidak mempunyai seorang Ayah kataku. Kalau kami mempunyai Ayah, lalu apa perlunya kami membanting tulang selama ini? Jadi budak orang! Waktu aku berumur delapan tahun, aku dan Ibu hampir saja terjun kedalam laut, untung Ibu cepat sadar. Dan jika kami mempunyai Ayah, lalu apa perlunya aku menjadi anak suruhan waktu aku berumur sepuluh tahun? Kami tidak mempunyai seorang Ayah. Kami besar dalam keadaan sengsara. Rasa gembira didalam hati sedikitpun tidak ada. Dan kau Maimun,. Lupakah engkau waktu menangis disekolah rendah dulu? Karena kau tidak bisa membeli kelereng seperti kawan-kawanmu yang lain. Dan kau pergi kesekolah dengan pakaian yang sudah robek dan tambalan sana-sini? Itu semua terjadi karena kita tidak mempunyai seorang Ayah! Kalau kita punya seorang Ayah, lalu kenapa hidup kita melarat selama ini! IBU DAN MINTARSIH MULAI MENANGIS DAN MAIMUN MERASA SEDIH. MAIMUNTapi bang, Narto. Ibu saja sudah memaafkannya. Kenapa kita tidak? GUNARTO sikapnya dingin, namun kerasIbu seorang perempuan. Waktu aku kecil dulu, aku pernah menangis dipangkuan Ibu karena lapar, dingin dan penyakitan, dan Ibu selalu bilang “Ini semua adalah kesalahan Ayahmu, Ayahmu yang harus disalahkan.” Lalu kemudian aku jadi budak suruhan orang! Dan Ibu jadi babu mencuci pakaian kotor orang lain! Tapi aku berusaha bekerja sekuat tenagaku! Aku buktikan kalau aku dapat memberi makan keluargaku! Aku berteriak kepada dunia, aku tidak butuh pertolongan orang lain! Yah.. orang yang meninggalkan anak dan isterinya dalam keadaan sengsara. Tapi aku sanggup menjadi orang yang berharga, meskipun aku tidak mengenal kasih sayang seorarng ayah! Waktu aku berumur delapan belas tahun, tak lain yang selalu terbayang dan terlihat diruang mataku hanya gambaran Ayahku yang telah sesat! Ia melarikan diri dengan seorang perempuan asing yang lalu menyeretnya kedalam lembah kedurjanaan! Lupa ia kepada anak dan isterinya! Juga lupa ia kepada kewajibannya karena nafsunya telah membawanya kepintu neraka! Hutangnya yang ditinggalkan kepada kita bertimbun-timbun! Sampai-sampai buku tabunganku yang disimpan oleh Ibu ikut hilang juga bersama Ayah yang minggat itu! Yah, masa kecil kita sungguh-sungguh sangat tersiksa. Maka jika memang kita mempunyai Ayah, maka Ayah itulah musuhku yang sebesar-besarnya!! I B UGunarto! MINTARSIH DAN IBU MENANGIS MAIMUNBang! MINTARSIHBang! KALAU MUNGKIN DIALOG MEREKA BERTIGA TADI DIUCAPKAN BERBARENGAN MAIMUN dengan suara agak sedihTapi, Bang. Lihat Ayah sudah seperti ini sekarang. Ia sudah tua bang Narto. GUNARTOMaimun, sering benar kau ucapkan kalimat “Ayah” kepada orang yang tidak berarti ini? Cuma karena ada seorang tua yang masuk kerumah ini dan ia mengatakan kalau ia Ayah kita, lalu kau sebut pula ia Ayah kita? Padahal dia tidak kita kenal. Sama sekali tidak Maimun. Coba kau perhatikan apakah kau benar-benar bisa merasakan kalau kau sedang berhadapan dengan Ayah mu? MAIMUNBang Narto, kita adalah darah dagingnya. Bagaimanapun buruknya kelakuan dia kita tetap anaknya yang harus merawatnya. GUNARTOJadi maksudmu ini adalah kewajiban kita? Sesudah ia melepaskan hawa nafsunya dimana-mana, lalu sekarang ia kembali lagi kesini karena sudah tua dan kita harus memeliharanya? Huh, enak betul! I B U bingung, serba-salahGunarto, sampai hati benar kau berkata begitu terhadap Ayahmu. Ayah kandungmu. GUNARTO cepatAyah kandung? Memang Gunarto yang dulu pernah punya Ayah, tapi dia sudah meninggal dunia dua puluh tahun yang lalu. Dan Gunarto yang sekarang adalah Gunarto yang dibentuk oleh Gunarto sendiri! aku tidak pernah berhutang budi kepada siapapun diatas dunia ini. Aku merdeka, semerdeka merdekanya, Bu! SUARA BEDUG DAN TAKBIR BERSAHUT-SAHUTAN DIIRINGI SUARA TANGIS IBU DAN MINTARSIH. R. SALEH diantara batuknyaAku memang berdosa dulu itu. Aku mengaku. Dan itulah sebabnya aku kembali pada hari ini. Pada hari tuaku untuk memperbaiki kesalahan dan dosaku. Tapi ternyata sekarang.... yah, benar katamu Narto. Aku seorang tua dan aku tidak bermaksud untuk mendorong-dorongkan diri agar diterima dimana tempat yang aku tidak dikehendaki. Berfikir,sementara maimun tertunduk diam dan mintarsih menangis dipelukan ibunya Baiklah aku akan pergi. Tapi tahukah kau Narto, bagaimana sedih rasa hatiku. Aku yang pernah dihormati, orang kaya yang memiliki uang berjuta-juta banyaknya, sekarang diusir sebagai pengemis oleh seorang anak kandungnya sendiri.... tapi biarlah sedalam apapun aku terjerumus kedalam kesengsaraan, aku tidak akan mengganggu kalian lagi.BERDIRI HENDAK PERGI, TETAP BATUK-BATUK MAIMUN menahanTunggu dulu, Ayah! Jika Bang Narto tidak mau menerima Ayah, akulah yang menerima Ayah. Aku tidak perduli apa yang terjadi! GUNARTOMaimun! Apa pernah kau menerima pertolongan dari orang tua seperti ini? Aku pernah menerima tamparan dan tendangan juga pukulan dari dia dulu! Tapi sebiji djarahpun, tak pernah aku menerima apa-apa dari dia! MAIMUNJangan begitu keras, Bang Narto. GUNARTO marah, dengan cepatJangan kau membela dia! Ingat, siapa yang membesarkan kau! Kau lupa! Akulah yang membiayaimu selama ini dari penghasilanku sebagai kuli dan kacung suruhan! Ayahmu yang sebenar-benarnya adalah aku! MINTARSIHEngkau menyakiti hati Ibu, Bang.SAMBIL TERSEDU-SEDU GUNARTOKau ikut pula membela-bela dia! Sedangkan untuk kau, aku juga yang bertindak menjadi Ayahmu selama ini! Baiklah, peliharalah orang itu jika memang kalian cinta kepadanya! Mungkin kau tidak merasakan dulu pahit getirnya hidup karena kita tidak punya seorang Ayah. Tapi sudahlah, demi kebahagiaan saudara-saudaraku, jangan sampai menderita seperti aku ini. IBU DAN MINTARSIH TERUS MENANGIS. SEMENTARA MAIMUN DIAM KAKU. SUARA BEDUG DAN TAKBIR TERUS BERSAHUT-SAHUTAN. LALU TERDENGAR SUARA GEMURUH PETIR DAN HUJANPUN TURUN. R. SALEHAku mengerti... bagiku tidak ada jalan untuk kembali. Jika aku kembali aku hanya mengganggu kedamaian dan kebahagiaan anakku saja. Biarlah aku pergi. Inilah jalan yang terbaik. Tidak ada jalan untuk kembali. RADEN SALEH BERGERAK PERLAHAN SAMBIL BATUK-BATUK, SEMENTARA MAIMUN MENGIKUTI DARI BELAKANG. MAIMUNAyah, apa Ayah punya uang? Ayah sudah makan? MINTARSIH dengan air mata tangisanKemana Ayah akan pergi sekarang? R. SALEHTepi jalan atau dalam sungai. Aku cuma seorang pengemis sekarang. Seharusnya memang aku malu untuk masuk kedalam rumah ini yang kutinggalkan dulu. Aku sudah tua lemah dan sadar, langkahku terayun kembali. Yah, sudah tiga hari aku berdiri didepan sana, tapi aku malu tak sanggup sebenarnya untuk masuk kesini. Aku sudah tua, dan .... RADEN SALEH MEMANDANGI ANAK-ANAKNYA SATU PERSATU LALU KELUAR DENGAN PERLAHAN SAMBIL BATUK-BATUK. BERJALAN LEMAH DIIRINGI SUARA BEDUG DAN TAKBIRAN YANG SAYUP-SAYUP MASIH TERDENGAR, SEMENTARA HUJAN MULAI TURUN DENGAN DERAS. I B U sambil menangisMalam hari raya dia pergi dan datang untuk pergi kembali. Seperti gelombang yang dimainkan oleh angin topan. Demikianlah nasib Ibu, Nak. MINTARSIH sambil menangis menghampiri gunarto, lalu bergerak kedekat jendelaBang.... bagaimanakah Abang? Tidak dapatkah Abang memaafkan Ayah? Besok hari raya, sudah semestinya kita saling memaafkan. Abang tidak kasihan? Kemana dia akan pergi setua itu? HUJAN SEMAKIN DERAS. MAIMUN kesalTidak ada rasa belas kasihan. Tidak ada rasa tanggung jawab terhadap adik-adiknya yang tidak berAyah lagi. MINTARSIHDalam hujan lebat seperti ini, Abang suruh dia pergi. Dia Ayah kita Bang. Ayah kita sendiri! GUNARTO memandang adiknyaJanganlah kalian lihat aku sebagai terdakwa. Mengapa kalian menyalahkan aku saja? Aku sudah hilangkan semua rasa itu! Sekarang kalian harus pilih, dia atau aku!! MAIMUN tiba-tiba bangkit marahnyaTidak! Aku akan panggil kembali Ayahku pulang! Aku tidak perduli apa yang Abang mau lakukan? Kalau perlu bunuh saja aku kalau Abang mau! Aku akan panggil Ayahku! Ayahku pulang! Ayahku mesti pulang! MAIMUN LARI KELUAR RUMAH. SEMENTARA HUJAN MAKIN LEBAT DIIRINGI SUARA BEDUG DAN TAKBIRAN SAYUP-SAYUP TERDENGAR. GUNARTOMaimun kembali! GUNARTO CEPAT HENDAK MENYUSUL MAIMUN TAPI TIDAK JADI LALU PERLAHAN-LAHAN DUDUK KEMBALI. IBU DAN MINTARSIH MENANGIS. SUASANA HENING SEJENAK HANYA TERDENGAR SUARA BEDUG DAN TAKBIRAN SERTA GEMURUH HUJAN. TAK BERAPA LAMA TAMPAK MAIMUN MASUK KEMBALI. NAMUN IA HANYA MEMBAWA PAKAIAN DAN KOPIAH AYAHNYA SAJA. MAIMUN KELIHATAN MENANGIS. MINTARSIHMana Ayah, Bang? I B UMana Ayahmu? MAIMUNTidak aku lihat. Hanya kopiah dan bajunya saja yang kudapati.... GUNARTOMaimun, dimana kau dapatkan baju dan kopiah itu? MAIMUNDibawah lampu dekat jembatan... GUNARTOLalu Ayah? Bagaimana dengan Ayah? Dimana Ayah? MAIMUNAku tidak tahu.... GUNARTO kaget. SadarJadi, jadi Ayah meloncat kedalam sungai!! I B U menjeritGunarto....!!! GUNARTO berbicara sendiri sambil memeggang pakaian dan kopiah ayahnya. Tampak menyesalDia tak tahan menerima penghinaan dariku. Dia yang biasa dihormati orang, dan dia yang angkuh, yah, angkuh seperti diriku juga.... Ayahku. Aku telah membunuh Ayahku. Ayahku sendiri. Ayahku pulang, Ayahku pulang...... GUNARTO BERTERIAK MEMANGGIL-MANGGIL AYAHNYA LALU LARI KELUAR RUMAH DAN TERUS BERTERIAK-TERIAK SEPERTI ORANG GILA. IBU MINTARSIH DAN MAIMUN BERBARENGAN BERTERIAK MEMANGGIL GUNARTO “GUNARTO....!!” SUARA BEDUG BERSAHUT-SAHUTAN DIIRINGI TAKBIR. SEMENTARA HUJAN MASIH SAJA TURUN DENGAN DERASNYA. LAMPU PANGGUNG PERLAHAN-LAHAN MATI LALU LAYAR TURUN. *****S E L E S A I*****. 424 239 205 377 149 54 227 410